Pemeran utama dalam otak yang memperantarai respons stress antara lain:
1. Sistem Limbik, Khususnya amigdala dan hipokampus
2. Serebelum
3. Korteks
4. Talamus
Amigdala merupakan pusat respon stress secara sadar. Bagian ini merupakan inti yang berbentuk buah badam pada sistem limbik yang terletak di ujung depan tiap hipokampus yang menuju korteks frontotemporal. Inti yang kecil ini memasukkan informasi, perasaan dan dorongan ke hipokampus, dan memasukkan sensori ke talamus.
Bagaimana Pikiran Mempengaruhi Tubuh Kita?
Pengukuran yang umum adalah dengan mengukur kadar kortisol (hormon stress), fungsi imun, perbaikan luka, reaktifitas kardiovaskular (seberapa cepat dan seberapa tinggi tekanan darah seseorang serta denyut jantungnya dapat berespon terhadap stress). Banyak penelitian menunjukkan bagaimana stress secara negatif mempengaruhi sistem yang bekerja dalam tubuh. Perawatan dalam waktu lama secara signifikan menurunkan fungsi imun.
Pada kondisi sebaliknya, berzikir mengingat Allah,SWT misal dengan ber-istigfar dapat meningkatkan fungsi imun, senyum dari hati yang ikhlas dapat meningkatkan imunitas selama 12 jam sesudahnya. Latihan menurunkan reaktifitas kardiovaskular. Massage dan mendengarkan Alqur'an, dapat menurunkan kadar kortisol.
Di dalam tubuh kita terdapat suatu senyawa kimiawi yang disebut neurotransmitter, yaitu suatu senyawa yang bertugas mengirimkan sinyal melalui sistem syaraf. Senyawa kimia ini berada di otak, tepatnya di akhiran sel syaraf. Tapi juga dapat ditemukan di organ lainnya, seperti di jantung, usus, sistem imun. Neurotransmitter dapat berdifusi ke dalam jaringan dan darah. Jika ingin dianalogikan, sistem syaraf itu sebagai suatu jaringan kabel telpon, mampu menyalurkan berbagai informasi dari satu tempat ke berbagai tempat lain dalam tubuh.
Penemuan neurotransmitter, sitokin, limfokin, peptide dan hormon beserta hubungan timbal baliknya terus meningkat setiap hari. Begitu juga, bagaimana senyawa-senyawa tersebut mempengaruhi berbagai kejadian dalam hidup kita dan bagaimana tubuh kita memilih untuk berespon terhadap kejadian tersebut telah berhasil dipahami.
Bisakah kita mempengaruhi proses fisiologi dalam tubuh ? Semenjak ditemukannya respon relaksasi, yaitu pada pernapasan yang tenang dapat menurunkan tekanan darah, ditemukan juga bukti yang cukup bahwa kita bisa mempengaruhi proses fisiologi tubuh kita. Bagaimana hal ini dapat terjadi ? Kita harus melihat kembali bagaimana kerja dasar otak kita. Jika kita tidak kidal, sisi otak sebelah kiri, yang memegang peran dalam berpikir linear, seperti logika dan matematika, lebih berkembang. Sedangkan sisi yang kanan lebih berhubungan dengan kreatifitas, gambar atau hubungan antar objek. Sisi kanan otak ini mempunyai koneksi yang padat dengan sistem limbik dan amigdala, bagian dari otak yang penting dalam emosi juga memori yang didapat dari panca indera kita. Sistem limbik ini selanjutnya mempunyai hubungan dengan hipotalamus. Pada salah satu jalur, hipotalamus mempengaruhi sistem nervus otonom, dimana ingatan yang menyenangkan diterjemahkan menjadi sinyal yang memerintahkan untuk menurunkan denyut jantung, tekanan darah, respirasi dan merelaksasi tonus otot. Sedangkan pada jalur yang lain, hipotalamus mengirim sinyal ke glandula pituitary, yang mengontrol hormon tubuh. Sinyal ini diterima glandula pituitary sebagai perintah untuk menurunkan kortisol,yang dikenal sebagai hormon stress. Pada gilirannya, hormon tersebut akan memberikan feed back positif kepada sistem imun untuk berfungsi optimum. Begitulah bagaimana kita mempengaruhi proses fisiologi tubuh kita melalui pikiran.
Kejadian tersebut terjadi terus-menerus secara spontan setiap hari. Hebatnya lagi, kita juga dapat membuat kesan tanpa harus ada image yang nyata ada di hadapan kita. Karena pikiran tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya imajinasi belaka. Penelitian pada hasil scan otak menunjukkan ketika kita melihat gambar sebuah pohon atau ketika kita hanya membayangkan sebuah pohon, area otak yang sama menggambarkan pola yang sama pula.
Kejadian tersebut terjadi terus-menerus secara spontan setiap hari. Hebatnya lagi, kita juga dapat membuat kesan tanpa harus ada image yang nyata ada di hadapan kita. Karena pikiran tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya imajinasi belaka. Penelitian pada hasil scan otak menunjukkan ketika kita melihat gambar sebuah pohon atau ketika kita hanya membayangkan sebuah pohon, area otak yang sama menggambarkan pola yang sama pula.
OBAT STRESS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar