Martin (1938) mengemukakan ide dasar konsep
psikoneuroimunologi yaitu (1). status emosi menentukan fungsi
sistem kekebalan, dan (2). stres dapat meningkatkan kerentanan
tubuh terhadap infeksi dan karsinoma. Dikatakan lebih lanjut
bahwa karakter, perilaku, pola coping dan status emosi
berperan pada modulasi sistem imun
(16)
.
Holden (1980) dan Ader (1981) mengenalkan istilah
psikoneuroimunologi; yaitu kajian yang melibatkan berbagai
segi keilmuan, neurologi, psikiatri, patobiologi dan imunologi.
Selanjutnya konsep ini banyak digunakan pada penelitian dan
banyak temuan memperkuat keterkaitan stres terhadap berbagai
patogenesis penyakit termasuk infeksi dan neoplasma
.
Interaksi antara stres dengan sistem Imun
Stresor pertama kali ditampung oleh pancaindera dan
diteruskan ke pusat emosi yang terletak di sistem saraf pusat.
Dari sini, stres akan dialirkan ke organ tubuh melalui saraf
otonom. Organ yang antara lain dialiri stres adalah kelenjar
hormon dan terjadilah perubahan keseimbangan hormon, yang
selanjutnya akan menimbulkan perubahan fungsional berbagai
organ target. Beberapa peneliti membuktikan stres telah
menyebabkan perubahan neurotransmitter neurohormonal
melalui berbagai aksis seperti HPA (Hypothalamic-Pituitary
Adrenal Axis), HPT (Hypothalamic-Pituitary-Thyroid Axis) dan
HPO (Hypothalamic-Pituitary-Ovarial Axis).
Aksis
limbic-hypothalamo-pitutary-adrenal
(LHPA)
Cermin Dunia Kedokteran No. 154, 2007
14
OBAT STRESS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar